Pages

Minggu, 12 Januari 2014

Menata Niat Kerja Semata-mata Untuk Ibadah

Bukan untuk mencari kedudukan, pankat, kekayaan, ingin populer, ingin dipuji orang lain dan lain-lain. Dengan kata lain seluruh gerak gerik kita hendaknya diniati untuk beribadah. Semestinya itulah satu-satunya niat, jangan sampai ada niatan yang lain. Bekerja pun termasuk ibadah jika dilandasi oleh keinginan untuk memperoleh keridhoan-Nya. 

Bekerja memang amal duniawi namun jika diniati dengan ikhlas dan semata-mata berharap akan keridhoan-Nya akan mendapatkan pahala dan bernilai ibadah. Sebaliknya ada amal-amal spiritual (sholat, puasa, zakat,dsb) yang tidak akan mendapatkan apa-apa kalau diniati bukan kepada Allah,melainkan kepada orang lain.

Bukan bentuk amalnya, namun niatnya yang lebih penting.Bahkan bekerja yang diniati dengan ikhlas sama nilainya dengan berjihad di jalan Allah. Kalau niat bekerja karena keikhlasan hati, maka aktivitas tersebut merupakan sarana mendekatkan diri kepada Allah. Sebab, hanya orang-orang yang ikhlaslah yang dapat mendekatkan diri kepada-Nya. Allah mendekat-kan diri-Nya kepada orang-orang yang menjadikan ia sebagai tujuan terakhir dalam hidupnya.

Bekerja telah menjadi konsekuensi logis karena adanya kehidupan. Orang harus bekerja untuk mampu mempertahankan hidupnya. Dan Allah pun memberi jalan yang mudah kepada manusia agar bisa mencukupi tanpa mengalami kesulitan yang berarti. Kalau toh ada kesulitan, kesulitan itu akan bisa dipecahkan pada akhirnya.

Allah pun mengecam orang-orang yang hanya sibuk sholat di masjid tetapi melupakan kewajiban duniawinya sehingga anak istrinya menderita karena ia tidak bekerja. Seorang manager kelas dunia tidak boleh menjadikan kapasitasnya tersebut semakin melupakan Tuhan, tetapi sebaliknya semakin dekat kepada-Nya.

Ia harus menjadikan Tuhan sebagai puncak tertinggi tujuan hidupnya. Ia harus mewarnai dunia kerja-nya dengan amaliah-amaliah bernilai ibadah. Tetapi sesungguhnya tidak ada garis pemisah antara bekerja dengan beribadah.

Manusia bisa melakukan keduanya sekaligus sekali lagi tergantung pada niatnya.Hanya orang-orang yang banyak bicara dan kurang memahami hakekat bekerja yang cenderung membuat garis pemisah antara bekerja dengan beribadah. Mereka itulah orang yang tidak melatarbelakangi niatnya bekerja semata-mata untuk Allah, tetapi untuk yang lain. Karena itu mereka tidak memperoleh apa-apa kecuali apa yang diniati tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar